Whats on?

BEAUTY FOOD TRAVEL

Minggu, 01 Juni 2014

Pahlawan yang Memainkan Harmonika

Pagi hari diawal bulan Juni. Matahari sangat indah memancarkan sinarnya ke setiap sudut di dunia ini, termasuk rumah ku. Ini adalah hari Minggu pertama di bulan Juni. Dimana orang-orang meng-istirahatkan diri dari segala aktifitas yg mereka lakukan selama hampir 6 hari. Setiap orang melakukan istirahat nya berbeda-beda. Ada yang menyapu halaman rumah, membersihkan mobil, menanam tumbuhan, menonton tv, dan berolahraga bahkan ada yang menghabiskan hari Minggu mereka dengan tidur.
Dan pagi ini, saat aku bersantai di tempat tidur ku. Aku merasa mendengar alunan musik yang sangat merdu dari bawah. Alunan musik itu berasal dari suara alat musik Harmonika. Sungguh merdu alunan musik itu, yang membawakan lagu bertema Indonesia. Mulai dari lagu Padamu Negeri, Indonesia Raya, Halo-halo Bandung, Pancasila, 17 Agustus. Alunan musik itu membuat aku penasaran untuk beranjak kebawah dan melihat siapa yang memainkan alat musik itu semerdu ini. Aku pun turun ke bawah untuk melihat nya, lalu aku terkagum melihat orang yang bermain harmonika itu. Aku pikir dia orang yang masih muda. tapi ternyata? Ia adalah sosok pria yang sudah tua yang mungkin berumur hampir 70 tahun. Seorang Kakek yang sudah tersendat-sendat jalan nya. Dengan mengenakan pakaian kemeja berwarna putih dan celana pramuka serta tas hitam kecil yang ia selempangkan ke badannya. Ia terus meniup harmonika nya dengan merdu, sampai ada yang memberikan ia sedikit uang untuknya. Tidak sedikit orang-orang yang mengabaikan beliau. Meski begitu, beliau tetap terus meniup harmonika nya yang membawakan lagu perjuangan Indonesia ke tiap-tiap rumah. Aku pun tersentuh dengan kegigihan beliau mencari uang dengan memainkan alat musik harmonika itu. Aku memberinya sedikit uang bahkan jumlahnya sangatlah sedikit. Satu lembar uang dua ribu rupiah pun aku berikan kepada nya.
Lalu apa reaksinya? Beliau langsung berhenti memainkan alat musiknya. Dengan matanya yang merah dan tangannya yang menggenggam tangan ku, beliau mengucapkan terima kasih kepadaku dan sangat bersyukur kepada Allah saat itu, didepan ku. Dan banyak mengucapkan doa untuk ku agar aku bisa menjadi orang yang sukses.
Aku yang melihat beliau sangat-sangat bersyukur saat itu hanya bisa tersenyum dan berterima kasih kembali kepadanya serta meng 'Aamiin' kan doanya. Beliau pun melanjutkan memainkan harmonikanya sambil mendatangi rumah yang lainnya. Aku langsung lari kedalam rumah dan duduk di sofa sembari memikirkan kakek tadi. Aku tidak bisa menahan air mata lagi. Aku sangat terharu oleh kegigihan beliau mencari rezeki yang halal itu. Kegigihan nya membuat aku terus terus mendoakan nya. Agar beliau selalu ada dalam lindungan-Nya, selalu diberikan kemudahan dalam mencari rezekinya, biarlah beliau di dunia ini hidupnya sangat susah dalam mencari nafkah untuk keluarganya. tetapi nanti di Akhirat hidup beliau akan dimudahkan dan bisa hidup bahagia di Surga nanti. Aamiin.
Yang membuat aku berpikir lagi, dimana anak-anak nya? Dimana mereka? Kenapa ayah nya yang sudah tua seperti itu diharuskan mencari uang sendirian dengan keliling panas-panasan dan berjalan cukup jauh? Sungguh anak yang tega. Jika aku anaknya, aku yang akan menggantikan beliau dan aku akan menyuruh beliau untuk beristirahat dirumah melakukan aktifitas nya dirumah. Atau dari kalian ada pendapat lain?
Kakek itu menginspirasi ku banyak hal. mulai dari kegigihan nya, yang menyadarkan ku akan...
"selama masih muda kita harus MEMANFAATKAN waktu kita sebaik-baik nya"
"Dan harus bekerja dengan GIAT tanpa menyerah demi hidup kita dan keluarga kita nanti"
"PANTANG MENYERAH"
"BERSYUKUR dalam segala hal atas semua nikmatNya"
"Menyiapkan SEGALA HAL demi masa tua kita nanti"
"Dan selalu mengucapkan TERIMA KASIH terhadap orang yang membantu kita, sekecil apapun itu bantuan nya"
"Terus BANGKIT ketika kita terjatuh"
Dan masih banyak hal dari kakek itu yang dapat menginspirasi ku dan menyadarkan ku arti keras nya kehidupan ini. Dan kakek inilah yang menginspirasi ku membuat cerita ini :-)
Terima kasih ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar